cerpen : penyimpangan kecerdasan intelektual

cerpen : penyimpangan kecerdasan intelektual

cairan itu mengalir begitu saja, kental dan mengalir ketempat yang lebih rendah. pemandangan yang tidak pernah aku saksikan sebelumnya, mataku tidak bisa berkedip sekalipun, aku terus menatap cairan itu, rasa panasaran yang begitu besar muncul didalam pikiranku, ku gunakan tanganku untuk memastikan apakah itu, ku tempelkan telapak tanganku pada cairan kental tersebut dan menciumnya. aromanya sangat khas dan membekas , aku kenal aroma ini. cairan kental berwarna merah itu adalah darah. tunggu ... tunggu.. apakah aku telah membunuhnya? sejak kapan? tidak... aku telah membunuhnya....

6 bulan lalu adalah hal yang biasa bagiku tidak ada kegiatan spesial yang aku lakukan, aku seperti kebanyakan mahasiswa pada umumnya, kekampus, belajar, terus pulang dan tidur serta diselingi makan pada saat jadwal tertentu. aku termasuk orang yang teratur, aku bahkan sudah menulis semua kegiatanku selama 2 minggu kedepan, sangat teratur bukan.

seorang mahasiswa dengan prestasi segudang tidaklah membuat diriku bahagia, kadang aku bingung siapakah diriku,apa tujuanku hidup, dan bagaimanakah kelanjutan hidup ini, pertanyaan - pertanyaan terus menerus berputar - putar diotakku dan tidak pernah keluar. aku banyak membuat cerita motivasi di blogku untuk menyemangati orang - orang yang lagi patah semangat, galau, bersedih, dan tidak punya harapan hidup, tapi aku sendiri tidak faham apa yang aku tulis tersebut, malah setelah aku membaca ulang lagi kata dan cerita motivasi itu aku semakin bingung, aku bisa menyemangati orang tapi aku sendirinya tidak bisa memahami kata - kata yang keluar dari pikiranku tersebut.

hari demi hari ku lewati dengan topeng kepalsuan, aku selalu memakai topeng kepalsuan itu kemanapun ku pergi, topeng itu selalu berganti setiap aku berkumpul dengan teman - temanku yah aku menyebutnya teman, walaupun aku tidak tau artinya,topeng yang aku pakai sangatlah menarik, mereka bisa tertawa, senyum manis, bersanda gurau, bercerita hal yang asik dan banyak  hal lagi yang bisa diperbuat topeng itu, setiap topeng yang aku ganti mengikuti seperti apa kelompok yang aku sapa, seperti apa lingkungan yang aku datangi, sungguh ironi sekali hidup di bayang - bayang kepalsuan ini dan yang paling menyedihkannya lagi tidak ada yang tau seperti apa isi dibalik topeng palsu itu.

kadang aku merasa sangat lelah sekali, kadang tanpa aku sadari,  aku terlelap didalam kegelapan yang datang menemuiku dikeadaan yang sangat sunyi itu , cahayapun mengalah untuk kegelapan untuk kali ini, didalam lelapnya tidurku aku selalu bermimpi hal yang sama selama bertahun - tahun. aku berdiri disebuah tempat yang sangat sunyi sekali, tidak ada apapun disana, sangat hampa dan tidak ada tanda kehidupan disana. benarkah aku bermimpi ? ketika beberapa "teman" menceritakan tentang mimpi indah mereka, diriku hanya bisa terdiam seribu bahasa. aku tidak pernah tau apa arti mimpi indah, yang aku tau aku hanya berdiri didalam kegelapan ketika aku terlelap.

suatu pagi ketika sang fajar menyingkirkan kegelapan, aku mulai beraktifitas lagi, menyiapkan semua yang ku perlukan dan tidak lupa memakai topeng yang sudah dihias sesuai lingkungan yang akan ku temui nanti, sungguh sebuah ironi kehidupan yang sangat menderita untuk dijalani.

aku keluar dari apartemen tempat tinggalku, menuju kampus dengan tatapan kosongku, aku tidak pernah peduli untuk apa yang aku lalui disepanjang jalan tersebut, mungkin ituh alasan mengapa setiap langkahku terasa sangat asing dan seluruh tempat yang kulalui semua asing bagiku, padahal aku sudah disini 4 tahun lalu. sekali lagi sungguh hidup yang menyedihkan.

aku terus melangkah dan melangkah dan melangkah sampai tiba digang yang sempit, aku terhenti, aku melihat laki - laki dan perempuan sedang mengobrol, posisi mereka saling berhadapan seperti orang yang sedang bercumbu tetapi aku benar - benar tidak peduli apa yang mereka lakukan, aku hanya berniat melewati mereka tanpa ada masalah.

dari jarak sekitar 6 meter mereka melihatku, mereka berhenti berbicara dan menoleh kearahku, aku melanjutkan langkah kakiku dengan perlahan dan tenang mencoba melewati mereka, pandanganku fokus kedepan untuk menghindari kontak mata dengan mereka, menurutku kontak mata adalah awal dari masalah, langkah tenangku menuju kearah mereka seketika mataku melirik kearah perempuan itu, aku melihat wajahnya memerah sepertinya dia menangis dan juga bagian wajahnya berdarah karena sayatan sesuatu. tetap dengan langkah pelan dan  tenang, aku melewati mereka tanpa aku pedulikan hal itu.

beberapa langkah sedikit menjauh dari mereka, langkahku kali ini terasa sangat berat sekali saat aku mendengar suara tamparan yang cukup keras, aku tidak melihatnya tapi aku mendengarnya, walaupun bukan aku yang ditampar tetapi aku merasakan rasanya pasti perih, mencoba tidak ambil pusing akan hal itu, niatku ingin meninggalkan mereka dengan tidak mengambil bagian pada masalah mereka, tetapi langkahku semakin berat dan berat. semakin besar usahaku untuk menjauh, langkahku semakin berat.

saat itu tidak pernah diriku menyadari apakah yang dilakukan oleh tubuh ini, seakan ada pengendali otomatis yang memegang kontrol diriku, pikiran dan otak saling bertolak belakang atas apa yang mereka kendalikan atas ragaku, tiba - tiba tubuhku berbalik arah dan berlari kearah laki - laki itu dengan spontan, dengan modal kepalan tangan aku menghantam mukanya dengan sangat keras sekuat tenagaku, dia tidak sempat menghindar karena gerakan tiba - tibaku, dia tersungkur  dan tidak sadarkan diri di gang yang sempit itu, terlihat olehku pisau yang dia gunakan untuk melukai wanita malang itu terlepas dari genggaman tanggannya. untuk pertama kalinya aku merasa topengku terlepas dan ada luapan emosi yang benar - benar muncul didalam ragaku.

sayangnya emosi yang muncul dalam bentuk amarah yang bergejolak yang semakin besar dan besar, api emosi kemarahan itu terlepas dan berkobar sangat dasyat dari penjara topeng itu yang telah lama aku pelihara selama ini. dalam beberapa  waktu laki - laki itu tidak sadarkan diri juga, aku tetap diposisiku mencoba mensinkronkan semua yang terjadi beberapa saat lalu didalam tubuhku, memberi sugesti bahwa aku adalah pemegang semua kendali tubuhku adalah cara terbaik untuk mensinkronkannya, sesekali aku melirik wanita itu, dia menangis tersedu, sepertinya dia sangat menderita,  bahkan darah bekas sayatan diwajahnya masih mengalir. beberapa saat kemudia aku berhasil menenangkan raga yang sempat membrontak tadi.

demi menjaga keselamatan atas diriku, aku mengambil pisau yang terlepas dari laki laki yang telah aku hantam dengan pukulan keras beberapa saat yang lalu, setelah pisau berpindah tangan. dengan tatapan yang bersahabat dan perkataan lemah lembut. aku bertanya kepada perempuan cantik malang itu "apakah kau menderita, dan pisau ini yang melukaimu?" dia masih menangis tersedu - sedu dan menjawab pertanyaanku dengan mengangguk, saat mendapat responnya aku bertanya lagi dengan nada yang sama "kau mau mengakhiri penderitaanmu dengan laki - laki ini?" untuk kedua kalinya dia mengangguk. aku melebarkan tangan kiriku untuk merangkulnya, dia tidak berontak, tanganku berhasil menggapainya dan memeluknya dengan hujaman pisau menembus jantungnya "tenanglah sayang, sekarang semuanya sudah berakhir" kataku menenangkan dia yang terlihat sedikit berontak.

matanya melihatku dengan tatapan yang sangat bingung, aku yakin dia mau mengatakan sesuatu padaku seperti "terima kasih" mungkin, aku menatap balik matanya. tatapan mata kebingungan itu berubah perlahan menjadi tatapan kosong, beberapa detik kemudian tubuhnya tidak berontak lagi dan kulihat matanya, kekosongan yang ku lihat di bola matanya sangat dalam seperti lorong yang panjang tanpa akhir, aku melihat kematian dimatanya, benar - benar kosong dan gelap.

cairan itu mengalir begitu saja, kental dan mengalir ketempat yang lebih rendah. pemandangan yang tidak pernah aku saksikan sebelumnya, mataku tidak bisa berkedip sekalipun, aku terus menatap cairan itu, rasa panasaran yang begitu besar muncul didalam pikiranku, ku gunakan tanganku untuk memastikan apakah itu, ku tempelkan telapak tanganku pada cairan kental tersebut dan menciumnya. aromanya sangat khas dan membekas , aku kenal aroma ini. cairan kental berwarna merah itu adalah darah. tunggu ... tunggu.. apakah aku telah membunuhnya? sejak kapan? tidak... aku telah membunuhnya....

terkejut bukan main atas apa yang terjadi tepat didepanku saat ini, seorang laki - laki pingsan dan seorang wanita yang bersimbah darah dengan pisau menembus tubuhnya, pikiranku sangat kacau aku tidak dapat berpikir jernih, ada darah segar ditanganku dan bajuku, aroma darah dikameja hitamku begitu menyengat. aku melihat sekitar tidak ada orang disana, sesegera mungkin aku meninggalkan tempat itu dan kembali ke apartemen, aku meliburkan diri untuk hari ini.

12 jam setelah kejadian mengerikan tersebut, beritanya menyebar begitu cepat, perkembangan teknologi informasi memang memegang peranan yang sangat penting dalam penyebaran informasi, dan begitulah hanya dalam hitungan jam informasi itu sudah tersebar keseluruh kota itu. bahkan media - media online mainstrim sudah memberitakan itu. gemetar bukan main, kali aku merasakan emosi yang lain muncul, bukan emosi amarah yang muncul tetapi ketakutan yang luar biasa, topeng ketenangan dan kententraman yang kujaga selama ini seakan retak terbelah dua.

aku mengurung diri berada dipojokan apartemen, memberikan masukan positif pada diriku sendiri apa yang sebenarnya terjadi, tetapi sia - sia, diriku terlalu takut sehingga tidak bisa menenangkn diri sendiri , tubuhku bergetar hebat, ketakutan yang sangat luar biasa untuk pertama kaliaku alami, bahkan aroma darah yang telah aku bersihkan masih terasa aroma khasnya, dan wajah perempuan tersebut yang memucat menghantui diriku.

aku berada dikesendirianku, meratapi apa yang telah kulakukan tanpa aku sadari, aku yakin akulah yang melakukan semua itu, tapi aku tidak bisa mengingatnya. tok...tok..tok suara paling aku benci saat ini terdengar, POLISI!!! tambahnya, ketokan suara pintu semakin keras,dan tubuhku bergetar sangat hebat sampai  aku merasa gelap.. gelap...dan... gelap, setelah itu aku tidak ingat apapun.

14 jam kemudian diriku tersadar, aku tahu telah pingsan selama 14 jam saat aku bertanya kepada perawat yang kebetulan ada disitu saat aku tersadar. aku tidak mengingat apapun saat itu dan bagaimana aku berada di rumah sakit sekarang, dari balik pintu aku melihat 2 orang baik berpakaian seragam lengkap dangan pangkat bintang satu dan bunga dua masuk ketempat diriku berada, kenapa aku bilang orang baik, karena aku selalu menilai orang dari tatapan mata dan lekuk bibir, dan aku menyimpulkan mereka orang baik.

mereka menuju kearahku dengan tampang datar, dan bertanya, "apakah anda sudah baikan?" ya jawabku singkat, dia menjelaskan bahwa saya akan dibawa kekantor polisi atas kejadian pembunuhan beberapa hari yang lalu disebuah gang sempit, sebagai saksi untuk menceritakan apapun yang aku tahu, mereka mendapatkan ku dari seorang warga yang melihatku bahwa ada seorang mahasiswa yang keluar dari gang itu tergesa - gesa dan kelihatan bingung dan juga dari keterangan dar laki - laki yang aku pukul, setelah mendapatkan sketsa wajah menurut keterangan kedua orang itu, mereka menemukanku..

aku dibawa kekantor polisi, ditempatkan pada suatu tempat, ukuran persegi mungkin, hanya ada kursi dan meja dan dua orang yang tidak berseragam, mereka bertanya kepadaku, tantang  kegiatan aku hari itu, diamana aku, bersama siapa, dan apa saja, setelah selesai bertanya dan akun menceritakan semuanya, dari A-Z kecuali bagian pembunhannya aku tidak mengingatnya, yang aku tahu, perempuan itu sudah ada dipelukaku dengan pisau menembus jantungnya.

setelah usai semua pertanyaanya, statusku sudah berubah, polisi menetapkanku sebagai tersangka, akulah pembunuh utama perempuan itu, dengan barang bukti sidik jari dipisau, noda darah dikameja, dan diperkuat keteranganku, tetapi mereka tidak mendapatkan motifnya apa, aku dimasukan kedalam sel tahanan selama 3 hari, pada hari keempat aku menjadi tahanan luar, aku tidak tau maksudnya apa tapi aku mengikuti semua apa yang mereka perintahkan.

pada hari keempat sebelum di bebaskan menjadi tahanan luar, aku dibawa kerumah sakit, dipertemukan dengan seorang psikiater yang aku lihat sudah agak tua, aku kurang suka dengan dia karena tatapannya sangat tajam, dan setiap dia bertanya dan aku menjawab,dia pasti melanjutkan "ada lagi yang kamu ketahui, ceritakan" 2 jam aku bersama psikiater itu aku dibolehkan pulang dan diberi kesempatan melihat hasil sekaligus apa masalahnya.

mataku fokus melihat kertas itu, hasil tes dari seorang psikiater itu sangat mengejutkan, aku tidak dapat mempercayai hasil itu. aku memiliki kepribadian ganda, didalam tubuhku aku memiliki 9 kepribadian yang berbeda satu sama lain dan bertentangan, jadi selama ini aku tidaklah memakai topeng, semua itu adalah diriku, semua yang muncul adalah diriku, aku memiliki semua emosi itu. bahagia, sedih, dan semuanya adalah diriku, itu bukanlah topeng, saat mengetahui itu aku hanya bisa menerima semua keadaan dengan pasrah.

aku di tuntut 12 tahun penjara atas pembunuhan tidak disengaja yang merenggut satu korban jiwa tetapi setelah disidang aku dibebaskan dari semua dakwaan dengan alasan kejiwaan, setelah terbebas dari semua dakwaan aku dipindahkan kesalah satu rumah sakit jiwa untuk memulihkan keadaanku mentalku. beberapa minggu aku dirumah sakit jiwa dan keluar karen kondisiku yang sudah baikan kata mereka.dan sekarang aku bebas, dan menanggung semua dosaku di hadapan tuhanku nanti.

 begitulah kisahku ada lagi yang mau ditanyakan ?

wartawan       : satu pertanyaan lagi, apa yang terjadi kepada laki - laki yang anda pukul?
aku                  : dia diadili dan dipenjara dengan kasus penganiayaan.
wartawan       : terima kasih banyak pak, atas kesediaan anda diwawancarai oleh saya
aku                  : terima kasih kembali.
wartawan       : sampai bertemu lagi, buku yang bagus.
aku                  : oh ini, hanya buku diari keseharianku.
wartawan       : iya pak saya pergi dulu.
aku                  : oke

"dear diary, kita telah berhasil melaksanakan rencana kita dengan sempurna, wanita itu sudah berhasil kita lenyapkan, wanita yang telah membuat kakak bunuh diri sudah berhasil kita hilangkan keberadaanya, ada rasa puas yang ku rasakan, mereka tidak tahu sebenernya aku ini tidak pernah memiliki kepribadian ganda, aku hanya berpura - pura memilikinya, tes kejujuran yang mereka lakukan padaku benar - benar sangat menyenangkan.tak satupun dari mereka tau bahwa aku berbohong, benar - benar sangat menyenangkan bukan.
aku sebenarnya sangat menyukai psikiater itu, dia begitu bodohnya percaya padaku, aku benar - benar mau bertanya kepada dia, sudah berapa lama jadi seorang psikiater. apa yang aku katakan dia percayai dengan sedikit trik ku dan seolah dia benar - benar tau aku berbohong atau tidak.

aku mau menikmati hari bersejarah ini. hari yang sudah aku rencanakan untuk belas dendam kakak ku sudah terlaksanan dengan sangat - sangat sempurna, selanjutnya adalah membunuh laki - laki yang membuat kakakku merenggang nyawa karena mengambil pujaan hatinya. aku sengaja hanya memasukanmu kepenjara agar aku bisa menguliti semua bagian tubuhmu."

0 Response to "cerpen : penyimpangan kecerdasan intelektual"

Post a Comment