Keresahan di abad 21


Hallo sobat, selamat malam minggu. Ups maaf kalau ada yang tersinggung dan sensitif dengan kalimat tersebut. Baiklah saya revisi  “selamat sabtu malam” J .

Sobat mugkin sebagian orang akan sangat merasa terintimidasi dengan imej yang tergambar pada malam minggu. Ya khususnya bagi mereka yang sampai sekarang belum mendapat pasangan alias jomblo. (ia ga sih? Kayaknya ga semua juga ya?). Oke don’t panic, jangan aktifkan dulu sensor antipati sobat semua kepada sebuah prase yaitu “malam minggu” karena kali ini saya tidak akan membahas prase beribu makna itu.

Dewasa ini semakin banyak keresahan yang dialami oleh kaula muda. Selain masa depan cerah yang terancam punah karena serbuan WNA sebagai efek dari ekonomi global, ada pula hal yang menjadi momok menakutkan yang mampu menjadi mimpi buruk. Apalagi kalau bukan masalah jodoh.(nah loh? Seserius itukah?)

Bagi sobat yang punya ribuan target hidup sendiri, mungkin tidak akan mempermasalahkan hal tersebut. Tapi saya yakinkan kembali “meskipun sobat tidak peduli akan pada jodoh, akan ada saatnya dimana sobat sadar kalau manusia tidak akan mampu menghindarinya”. (yakin banget ya?) Sobat saya berbicara demikian bukan karena tanpa landasan, karena sudah dijelaskan oleh sang pencipta bahwa hakikatnya manusia diciptakan berpasang-pasangan, dan keduanya diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain.

Back to the topic, kenapa perlu diresahkan karena masalah jodoh?
Keresahan di abad 21 - for the first saya ingin menyampaikan bahwa jumlah laki-laki dan perempuan itu memiliki selisih. Dijelaskan dalam kitab bahwa mendekati hari akhir, jumlah perempuan akan lebih banyak dari jumlah laki-laki. Right? Bisa kita lihat sendiri dilingkungan sekitar kita apakah banyak laki-laki atau perempuanya? Hayoo kaum hawa mulai bingung. Yang mendekati usia 20 atau bahkan lebih dari itu mungkin sedikit stress bila sampai sekarang belum mempunyai pasangan.( ia ngga? Sebagian saja ya yang mungkin jawab ia. Hee maaf ya mba-mba semua). Tapi bila kita lihat dengan seksama dan memperhatikan data kuantitatif yang ada ternyata jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah wanita. Percaya tidak sob? Ini ya keterangan ini berdasarkan hasil kepo-kepo ke beberapa rubrik berita.
Pertama meurut kompasiana (12/30) 2012,  “ Berdasarkan sensus penduduk dunia hingga tahu 2012, jumlah laki-laki adalah sebesar 3.532.503.174 orang atau sebesar 50.3%, sedangkan jumlah penduduk dunia wanita sebesar 3.485.040.790 atau sebesar 49.7% dari total penduduk 7.017.543.964.
Kedua menurut tempo (04/26) 2013, “data BPS yang menyebutkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 118.010.413 orang atau 49,66 persen. "Sedangkan penduduk laki-laki mencapai 50,34 persen," katanya, saat pemaparan di pertemuan Rotary Conference District 3420 di Surakarta, Jumat, 26 April 2013. Angka 50,34 persen setara dengan 119.630.913 jiwa”
Ketiga, berikut saya lampirkan data statistik BPS mengenai sex ratio beberapa provinsi di Indonesia sampai dengan tahun 2014.

Sumber: Badan Pusat Statistik
FYI: Sex Ratio adalah perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan dalam suatu daerah atau suatu negara pada waktu tertentu. Dengan kata lain semakin besar nilai sex ratio maka semakin besar selisih jumlah laki-laki dibanding perempuan. Bagaimana, masih belum percaya kalau jumlah laki-laki lebih banyak dari wanita?
Ada sebuah pernyataan yang dilontarkan dalam artikel yang saya baca sebelumnya bahwa laki-laki akan terancam jomblo permanen karena ketimpangan jumlah ini. Sungguh mengerikan.

Keresahan di abad 21- Penyetaraan gender. Ya ini menjadi salah satu sumber keresahan yang tidak kalah dari selsih jumlah laki-laki dan wanita. Karena alibi penyetaraan gender inilah wanita mati-matian mengejar karir demi masa depan yang “Sukses”. Hal ini memang tidak salah namun efek yang ditimbulkannyalah yang salah. Disaat kaum hawa mampu untuk menghidupi diri sendiri maka mereka akan merasa tidak memerlukan kaum adam. Rendahnya angka pernikahan akan berdampak pula pada angka kelahiran (idealnya). Semakin rendah angka kelahiran maka akan semakin kecil pula kuantitas usia produktif. Nampaknya pembahasan ini terlalu melebar, tapi pada intinya sobat penyetaraan gender dapat membaut resah sebagian orang baik itu laki-laki atau perempuan. Seorang laki-laki akan berpikir ulang saat memilih pasangannya yang merupakan seorang wanita karir, begitu pula para perempuan yang notabene wanita karir akan lebih memilah mana pasangan yang cocok untuk mereka. Semakin banyak pilihan dan seleksi maka akan semakin membesarkan keresahan dan keraguan.

Keresahan di abad 21- LGBT Virus. Inilah yang merupakan fenomena paling mengerikan di abad ini. LGBT atau  kepanjangan dari Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender. Mungkin ini mampu membuka mata kita semua, bahwa bukan masalah sex ratio atau prinsip hidup saja yang menjadi sumber keresahan melainkan fenomena LGBT ini. Sobat keresahan ini nampaknya saya rasakan pula saat berkali-kali saya melihat banyak laki-laki yang terbilang tampan namun lebih tertarik pada laki-laki lagi. Atau saat melihat perempuan yang cantik tetapi lebih mengagumi sesama perempuan.  Sering saya berdoa  “saya mohon sisakan laki-laki normal untuk saya” ya tidak dapat saya pungkiri bahwa dibanding dua keresahan tadi hal inilah yang mendominasi keresahan dibenak saya. Bagaimana dengan sobat?  Lingkungan menjadi faktor terkuat dalam hal  ini. Berhati-hati saat bergaul tentunya akan menjadi benteng pelindung untuk kita semua.

Sobat dari ketiga poin diatas mana yang mendominasi keresahan sobat?

Sekedar meluruskan meski banyak fakta yang mecuatkan kondisi sebenarnya yang patut kita khawatirkan, jangan sampai kekhawatiran itu mengejar-ngejar dan menghantui pikiran kita. Percayalah bahwa semua orang mempunyai jodohnya masing-masing. Berusaha sebaik mungkin agar Tuhan mengapresiasi usaha sobat. Karena tidak akan ada hasil yang mengkhianati prosesnya. Oke sampai disini dulu, semoga bahasan ini bermanfaat. J

Daftar pustaka
http://nasional.tempo.co/read/news/2013/04/26/058476142/jumlah-laki-laki-dan-perempuan-hampir-seimbang diakses pada 25 September 2015.
http://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/844 diakses pada 25 September 2015
http://www.kompasiana.com/harjasaputra/benarkah-wanita-lebih-banyak-dari-laki-laki_551a1a3fa33311751eb65965 diakses pada 25 September 2015
http://www.kompasiana.com/penapsikologi/maraknya-fenomena-lesbian-dan-gay-di-indonesia_552fd44f6ea83400468b456c diakses pada 25 September 2015
http://www.rumusstatistik.com/2013/07/rasio-jenis-kelamin-sex-ratio.html diakses pada 25 September 2015

0 Response to "Keresahan di abad 21"

Post a Comment